ما الطاغية إلا فرد لا يملك في الحقيقة قوة ولا سلطانا ، إنما هي الجماهير الغافلة الذلول ، تمطي له ظهرها فيركب ! وتمد له أعناقها فيجر ! وتحني له رؤوسها فيستعلي ! وتتنازل له عن حقها في العزة و الكرامة فيطغى !
في ظلال القرآن
Tiran itu hanyalah manusia biasa yang tak punya kekuatan dan kekuasaan secara hakiki dari dirinya sendiri. Hakekatnya, rakyatlah yang penurut, menyediakan pungung mereka untuk ditunggangi sang tiran. Membiarkan leher mereka dikekang dan dikendalikan. Membiarkan kepala menunduk, untuk memberi peluang sang tiran pongah. Merelakan hak dan kehormatan mereka dirampas oleh sang tiran.
(Sayyid Qutb, Fie Dhilalil Qur'an).
Benar. Tiran hanya manusia biasa. Firaun manusia biasa. Semua penguasa di dunia cuma orang biasa. Kekuatan mereka bertumpu pada orang-orang di sekelilingnya dan rakyatnya.
Tatlkala sang tiran berbuat durjana, para kroni justru membantunya. Walaupun alasan membantu untuk melancarkan aliran fulus ke kantongnya, dengan cara menjilatnya, tapi dampaknya sama; sang tiran menjadi kuat karena dukungan banyak orang.
Rakyat tak berbeda. Mereka umumnya pragmatis, kedurjanaan tiran cenderung dimaklumi sepanjang memberi kemakmuran untuk mereka. Bahkan ada yang parah, rakyat tidak protes meski dizalimi karena penguasa berhak dihormati dalam segala kondisinya.
Selain itu, masih ada. Para pemanggul kitabullah yang tak paham harga diri sebagai mukmin. Mereka menggunakan agama sebagai pembenar kedurjanaan sang tiran. Ayat dan hadits dijual dalam rangka membaguskan rupa sang tiran.
Enaknya jadi tiran. Ia asyik dengan dunianya, orang-orang sibuk membelanya, bahkan tanpa diminta. Kasihan melihat orang yang tidak punya izzah dan kemuliaan Islam, ia cenderung menghamba kepada para tiran. Hina.
Sadarlah wahai para hamba Allah. Kekuatan Anda hanya untuk Islam, bukan diobral murah untuk membesarkan tiran.
0 komentar:
Posting Komentar