اهل السنة والجماعة

Seputar Islam - Dakwah - Sunnah - Jihad - Global News - Amar ma'ruf - Nahi Munkar - Fiqih - Aqidah

Selasa, 07 Maret 2017

Golput, Korban Khurafat Pemilu




Setiap kali musim pemilu menjelang, makhluk bernama golput hidup lagi seolah bangkit dari kubur. Dan yang membangkitkan, para pegiat demokrasi yang sedang paranoid jagonya kalah.

Setelah dibangkitkan, golput dijadikan kambing hitam jika jagonya kalah. Pihak paling getol menyalahkan golput biasanya aktifis muslim yang ingin kekuasaan dipegang umat Islam. Golput dianggap menjadi biang kekalahan umat Islam. Dan golput yang paling dimusuhi adalah golput yang lahir dari aqidah; enggan tangannya berlumuran Demokrasi karena Demokrasi dalam keyakinannya adalah syirik modern.

Para pemain Demokrasi mengeluarkan berbagai jurus untuk menyudutkan para golputer aqidah tersebut, mulai dari jurus sindiran hingga bully kasar.  Seolah jika ada umat Islam yang menolak ikut berdemokrasi, jalan perjuangan tamat, dan umat akan binasa karenanya. Lebay.

Dalam bahasa aqidah, mengkambing-hitamkan sosok tertentu sebagai penyebab kemalangan padahal tidak ada hubungan faktual maupun syar'i yang bisa dipertanggung-jawabkan disebut tathayyur. Orang Muhammadiyah biasa menyebutnya khurafat.

Dalam Islam, sebab-akibat yang benar itu jika sesuai dengan hukum alam atau sesuai dengan hukum kalam (syar'i).  Adapun jika sebab akibat tak masuk salah satunya, digolongkan sebagai khurafat alias tathayyur.

Golputer aqidah jumlahnya masih sangat kecil, terlalu kecil untuk dikaitkan sebagai penyebab kekalahan. Masih ada puluhan faktor lain yang lebih layak disalahkan.

Kalau mau jujur, sebab paling utama kekalahan umat Islam dalam pemilu adalah ketidak-mampuan para tokoh dalam mengerucutkan calon umat Islam menjadi satu saja. Bila para tokoh parpol pro Islam mau saling mengalah dan bersatu untuk menyepakati calon tunggal bagi umat Islam, kemenangan insyaallah mudah.
Tapi karena mereka lebih berpikir untuk parpolnya, bukan ikhlas membela Islam,  akibatnya kekuatan umat pecah. Dan bicara soal visi parpol, kekuatan pengendalinya jelas modal. Umat Islam hanya diingat saat pemilu, karena para taipan di belakang parpol membutuhkan suara mereka.

Kalau seandainya ditampilkan urutannya, golputer aqidah menempati ranking paling bawah dalam daftar penyebab kekalahan. Pengurus partai, pemodal dan kontestan muslim yang lebih dominan sebagai sebab. Pragmatisme, ambisi kekuasaan, dan pesanan sponsor menjadi sumber masalah.

Walhasil, keberadaan golputer aqidah sangat kecil secara jumlah. Karenanya tak perlu menjadi obyek kemarahan jika kekalahan terjadi.

Keberadaan golputer aqidah penting bagi umat Islam. Mereka yang akan menjaga kemurnian nafas ideologi Islam yang secara konseptual memang kontradiktif dengan Demokrasi. Mereka yang akan selalu mengingatkan kita bahwa Demokrasi bukan rumah warisan leluhur kita, tapi rumah jebakan musuh yang minimal harus selalu diwaspadai.
Share:

1 komentar:

  1. Wahai saudariku, pintarlah dalam memilah berita. Tabayun kan berita berita yang sekiranya mengganjal di hati. Yang menjadikanmu memilih golput.
    Ingat, media hari ini siapa yg menguasai? Akankah kita mau menelan mentah mentah yg mereka beritakan? Kita harus pintar menghadapi masalah yg seperti ini. Gunakan hak pilihmu sebaik baiknya, karna sekalipun engkau golput Allah akan meminta pertanggungjawabannya. Semua kembali kepada diri masing masing. Memilihlah dengan hati nurani, jangan ada kesalahpahaman. Jangan jadi manusia yg polos, yang percaya tanpa men tabayun kan sesuatu itu. jangan terkecoh mana lawan mana kawan.
    Hadakillah ukhti. Uhibbuki fillah. (^_-)

    BalasHapus

Blog Archive