اهل السنة والجماعة

Seputar Islam - Dakwah - Sunnah - Jihad - Global News - Amar ma'ruf - Nahi Munkar - Fiqih - Aqidah

Kamis, 16 Maret 2017

Khilaf Sholat Sunnah di Antara Dua Adzan Pada Hari Jumat


Ada beberapa pandangan berkenaan solat sunnah antara azan pertama dan azan kedua pada HARI JUMAT.

Pandangan seperti Mazhab Syafie membolehkan sholat sunnah selepas azan pertama.

Contoh: Ada seorang masuk ke masjid lalu sholat sunat tahiyyatul masjid 2 rakaat. Kemudian selepas azan, dia solat sunnah 2 rakaat. Ini sholat sunnah qabliah yang mana beliau Imam syafie qiyaskan kepada sholat qabliyah dzuhur karena sholat jumat seperti sholat dzuhur. Ini yang biasa kita lihat banyak orang yang melakukannya.

Namun ada lagi pandangan yang mengatakan, itu sholat sunnah  mutlak karena sholat Jumaat bukan sholat dzuhur, sholat sunnah mutlak artinya bukan rowatib.

Namun, pendapat yang bagus adalah pendapat Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakan pada zaman Nabi adzan cuma 1 kali, lepas adzan Rasulullah ﷺ langsung naik diatas mimbar berkhutbah, jadi tidak ada waktu untuk sholat qabliyah.
Pandangan Ibnul Qayyim Adalah pandangan yang paling kuat.

Karena pada jumat yang ada hanya sholat sunnah Tahiyyatul masjid, sesuai dengan Hadith Nabi Dalam riwayat Muslim disebutkan riwayat berikut,

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِىُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْطُبُ فَجَلَسَ فَقَالَ لَهُ « يَا سُلَيْكُ قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا – ثُمَّ قَالَ – إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا ».

“Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, Sulaik Al-Ghathafani datang pada hari Jum’at dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berkhutbah, lantas Sulaik masuk masjid lalu langsung duduk.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah khutbah berkata padanya, “Wahai Sulaik, berdirilah, lakukanlah shalat dua raka’at. Kerjakanlah sekedar yang wajib saja dalam dua raka’at tersebut. Kemudian ia berkata, “Jika salah seorang di antara kalian datang pada hari Jum’at dan imam sedang berkhutbah, maka lakukanlah shalat dua raka’at. Namun cukupkanlah dengan yang wajib saja (ringkaslah, pen.).” (HR. Muslim no. 875)

Namun demikian, saya berpesan jangan kita melabelkan/mencap seseorang yang tidak melakukan seperti yg kita lakukan karena masing-masing ada ibadah yang mereka buat terutama pada hari Jumaat seperti berzikir sebanyak mungkin bersholawat sebanyak mungkin, jadi walaupun diantara kita ada yg tetap ingin melaksanakan sholat sunnah pada saat setelah adzan pertama dihari jumat janganlah memandang negatif bagi orang yang tidak melaksanakan sholat tersebut karena mungkin saja mereka sedang berdzikir.

Wallahu A'lam
Share:

Selasa, 14 Maret 2017


Pekan kemarin, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bertemu. Banyak kesamaan antara keduanya. Mereka adalah pemimpin yang bombastik dan suka menggunakan klaim-klaim tanpa bukti, penjual ketakutan dan stereotip untuk menunjang kebijakan-kebijakan yang rasis, diskriminatif, dan penuh kekerasan.
Awal Februari kemarin, Trump melakukan tuduhan tanpa bukti bahwa banyak orang diangkut ke New Hampshire untuk tidak memilihnya. Sikap yang sama persis dilakukan oleh Netanyahu pada pemilu Israel 2015 silam. Ia melakukan tuduhan rasis bahwa para pemilih Arab berbondong-bondong diangkut untuk tidak memilihnya. Keduanya juga saling memuji kebijakan masing-masing.
Bahkan Trump mengaku terinspirasi oleh Israel sebagai model terkait dengan kebijakan membuat tembok pada perbatasan AS-Mexico. Netanyahu pun memberikan dukungannya melalui Twitter.
Kebijakan larangan perjalanan yang dibuat Trump atas warga Muslim, jika ditelusuri, ternyata merupakan saran yang sudah lama disampaikan oleh Netanyahu. Trump dan penasihat terdekatnya, Steve Bannon, memainkan playbook yang pernah ditulis oleh Netanyahu terkait dengan Islam radikal. Pada tahun 1996, Netanyahu pernah menulis sebuah buku yang berjudul Fighting Terrorism, “Teroris dari Timur Tengah dan wilayah lainnya telah menjadikan Amerika, Jerman, Italia, dan negara lainnya sebagai tempat perlindungan.”
Israel sudah membuat kebijakan imigrasi yang diskriminatif, yang mengistimewakan imigran Yahudi namun mencegah pengungsi Palestina pulang ke rumahnya sendiri. Mereka juga melakukan larangan imigrasi kepada beberapa negara Arab seperti Irak, Suriah, dan Lebanon.
Retorika Trump terkait terorisme, yang secara tegas membidik Islam dan umat Islam, ternyata juga banyak berakar di Israel dan Netanyahu. Jurnalis Kevin Toomis, pada tahun 2004 pernah menulis bahwa Netanyahu adalah figur sentral dalam pembangunan diskursus tentang kontraterorisme. Menurut Toomis, Netanyahu adalah “seorang intelektual gadungan yang menjustifikasi Islamophobia yang otoriter dan represif.”
Sikap anti-Muslim memang bukanlah hal yang baru dalam diskursus kontraterorisme dan keamanan nasional Amerika dan Israel. Tapi, dalam konteks kepresidenan Trump dan pertemuannya dengan Netanyahu, kita perlu memahami peran yang dimainkan Israel dan Netanyahu untuk melanggengkan framing anti Islam dalam kontraterorisme.
Mendefinisikan Terorisme
Para akademisi menyimpulkan bahwa sebuah simposium yang diadakan di Israel pada tahun 1979 adalah titik balik yang membuat dunia memahami terorisme sebagaimana sekarang. Pada waktu itu, Jonathan Institute—yang didirikan untuk mengenang kematian saudara Benjamin Netanyahu, Yonatan, saat operasi penyelamatan sandera dari pembajakan PLO—mengadakan sebuah konferensi di Jerusalem dengan tema “terorisme internasional”.
Jonathan Institute dikenal sangat dekat dengan pemerintah Israel. Para pejabat Israel, baik yang masih bertugas maupun yang sudah tidak lagi menjabat, banyak mendominasi komite administratifnya. Sebut saja Golda Meir, Menachem Begin, Yitzhak Rabin, Ezer Weizman, Moshe Dayan, dan Shimon Peres.
Lisa Stampnitsky, dalam bukunya Disciplining Terror, membahas bagaimana Jonathan Institute membantu menginternasionalkan cara pandang Israel dalam menjelaskan terorisme sebagai sebuah alat dan tujuan yang tidak rasional dan tidak legitimate, dan secara khusus hanya diarahkan pada kekerasan yang ditujukan terhadap demokrasi dan Barat.
Cara pandang ini membantu Israel mendelegitimasi tujuan politik kelompok tertentu, seperti perjuangan rakyat Palestina melawan penjajahan di wilayah mereka. Seseorang tidak bisa disebut “pejuang kemerdekaan” jika tujuan politik mereka didemonisasi sebagai satu hal yang tidak legitimate atau tidak rasional.
Stampnitsky berpendapat bahwa pergeseran penggunaan istilah terorisme yang diarahkan pada kekerasan di luar hukum juga menjadi dalih serangan atas nama balas dendam (sebagaimana saat Amerika Serikat melakukan serangan udara di Libya sebagai balasan atas pengeboman di diskotik Berlin yang menewaskan seorang tentara Amerika) dan juga dalih bagi serangan preemptive sebagaimana yang menjadi ciri khas “Perang Melawan Teror” pasca 9/11.
Peranan Israel dalam pembangunan diskursus terorisme anti-Muslim sangat mengakar dalam kebijakan luar negeri para politisi Amerika. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Deepa Kumar dan para akademisi lainnya, kelompok neo konservatif Amerika dan partai Likud membangun bahasa yang sama tentang terorisme Islam.
Konferensi Jonathan Institute tahun 1979 waktu itu dihadiri oleh pada pejabat penting dan tokoh politik Amerika Amerika, termasuk George H.W. Bush dan para perwakilan dari the American Enterprise Institute, the Center for Strategic and International Studies, dan majalah Commentary yang kemudian mengusulkan agar konferensi semacam itu juga diadakan di Amerika.
Konferensi Jerusalem bertujuan untuk menyadarkan dunia Barat akan masalah terorisme sebagai mana yang didefinisikan dalam konferensi tersebut. Konferensi tersebut menjadi salah satu basis dari konsep “clash of civilization” yang kemudian populer beberapa tahun setelahnya.
Konferensi lanjutan, yang diadakan di Amerika pada tahun 1984, semakin mengerucut dengan menegaskan hubungan antara Islam dan teror. Sebagaimana yang ditulis sendiri oleh Netanyahu dalam buku panduan konferensi tersebut, “perang melawan terorisme merupakan bagian dari perjuangan yang jauh lebih besar, antara pasukan berperadaban melawan pasukan barbarisme.”
Waktu itu, dan juga sekarang, Netanyahu menampilkan Israel sebagai benteng melawan terorisme, yang mereka definisikan secara khusus sebagai kekerasan politik yang tidak sah yang tidak hanya mengancam Israel namun juga demokrasi dan dunia Barat.
Trump Mengambil Tongkat Estafet
Framing mengenai definisi terorisme ala Israel ini banyak kita dapatkan dalam retorika para politisi Barat, termasuk Netanyahu dan Trump. Terorisme, yang sampai sekarang tidak ada satu pun definisi yang disepakati baik di dalam hukum Amerika maupun hukum internasional, kini dipakai sebagai sebutan untuk semua kekerasan yang dianggap tidak sah oleh negara.
Bahkan hari ini, para pengusung demokrasi Barat menggunakan “terorisme” secara khusus sebagai tuduhan terhadap aksi kekerasan yang dilakukan oleh Muslim. Sebagaimana yang ditulis oleh Glenn Greenwald, “segala kekerasan yang dilakukan oleh Muslim terhadap Barat secara inheren dituduh sebagai ‘terorisme’, bahkan meski targetnya hanya kepada tentara di medan perang dan/atau dilakukan untuk melawan invasi dan penjajahan.”
Istilah terorisme pun kini bukan lagi sebagai alat deskriptif, tapi alat ideologi. Ia tidak lagi sekadar mengidentifiaksi jenis tertentu dari kekerasan, tapi justru menjustifikasi respon penuh kekerasan yang dilakukan oleh negara.
Israel kini menampilkan diri sebagai pakar kontraterorisme dunia. Mereka memelihara sebuah industri keamanan yang sangat menguntungkan dengan menjual keahlian dan teknologi yang selama ini sudah diuji dalam melawan rakyat Palestina.
Pajak rakyat Amerika diarahkan kepada industri ini melalui bantuan militer Amerika. Israel diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari 25% dari bantuan tersebut untuk keperluan domestik. Amerika dan Israel juga berkolaborasi dalam program kontraterorisme, termasuk latihan militer gabungan dan program pertukaran kebijakan.
Dalam hal ini, kebijakan imigrasi anti Muslim Donald Trump bukanlah hal yang baru.
Share:

Siapa Pemenang Sementara, Al-Qaidah ataukah Amerika?


Pertanyaan di atas cukup mengelitik mengingat masing-masing keduanya mengklaim memenangkan pertarungan. Pemerintahan Obama dahulu sempat mengatakan bahwa Al-Qaidah telah berada di ambang kekalahan. Sementara Al-Qaidah juga beberapa kali menegaskan bahwa justru Amerika lah yang banyak menderita kekalahan. Lantas berdasarkan fakta, siapakah pemenang dalam pertarungan panjang tersebut? Menurut Hussam Umawi, untuk menentukan hal itu, perlu diketahui dahulu tujuan pertempuran masing-masing dari Al-Qaidah dan Amerika.
Menurutnya, tujuan utama Amerika dalam perangnya terhadap Al-Qaidah adalah  menghalangi terwujudnya ambisi dan proyek Al-Qaidah, serta menghancurkannya. Sementara bagi Al-Qaidah, tujuan utama pertempuran mereka dengan Amerika, di antaranya yaitu:
(1) meruntuhkan ekonomi Amerika dan menyerang badan keamanannya,
(2) menarik Amerika agar melakukan intervensi di luar negaranya supaya Amerika terkuras energinya dan terbukalah kedoknya,
(3) terisolasinya Amerika dari lingkungannya dan menyibukkannya dengan persoalan internal mereka,
(4) menghidupkan kembali jihad dalam jiwa umat Islam dan menyebarkan ide jihadi, dan
(5) mendirikan berbagai pemerintahan dan negara Islam di berbagai wilayah setelah keruntuhan hegemoni dan pengaruh Amerika.
Dalam penilaian Hussam, yang lebih banyak merealisasikan tujuannya adalah Al-Qaidah. Amerika sejak peristiwa 9/11 sudah mulai mengalami krisis ekonomi. Tidak lama kemudian Amerika melakukan intervensi ke Afghanistan dan Irak yang menghabiskan dana yang begitu banyak. Meski Amerika berhasil membunuh para petinggi Al-Qaidah—termasuk Usamah bin Ladin—namun ide-ide jihad justru semakin populer dalam diri umat Islam. Afghanistan, Irak, Suriah, Yaman, dan Libya adalah di antara contoh riilnya. Jika pada era Bush Junior yang memiliki ide jihadi hanya sekitar ratusan, namun kini telah mencapai ribuan bahkan mengkristal di beberapa wilayah; tidak hanya di Afghanistan saja.
Amerika mengandalkan kekuatannya pada tatanan dunia (PBB) yang didirikan untuk melindungi hegemoninya di luar batas negaranya. Namun saat ini, tatanan dunia tersebut sudah di ambang sekarat dan runtuh. Bahkan banyak pengamat menilai bahwa kini adalah era berakhirnya tatanan dunia yang sekarang ini, dan mereka mulai mencari ide untuk bentuk tatanan dunia berikutnya. Uni Eropa juga sudah mengalami perpecahan, selain juga munculnya fenomena para pemimpin sayap kanan ekstrimis di Barat. Hal itu akan meningkatkan nasionalisme Eropa dan kecenderungan Perang Salib. Selain juga menaikkan tensi permusuhan terhadap imigran dan minoritas di Barat; terkhusus imigran dan minoritas Muslim.
Bagi Amerika sendiri, akan terus dilanda krisis ekonomi. Perpecahan internal Amerika juga mulai tampak, terkhusus ketika Trump terpilih sebagai presiden terpilih baru. Kasus SARA akan semakin meningkat di Amerika. Trump juga akan memperdalam perpecahan internal Amerika. Perpecahan yang pernah di alami Amerika sebelumnya kecuali setelah kemenangan Trump sebagai presiden.
Amerika Terisolasi dari Lingkungan
Hussam mengamati bahwa bersamaan dengan naiknya Trump sebagai presiden, maka Amerika mulai menempuh untuk tidak terlalu ikut campur dan tidak merasa bertanggungjawab atas persoalan yang terjadi di luar negaranya. Ini menjadikan Amerika lebih terisolasi dibanding waktu-waktu sebelumnya, dan runtuhnya pemahaman bahwa Amerika adalah kekuatan terbesar di dunia. Dengan ini Amerika akan kehilangan posisinya dalam ekonomi terbuka dunia, koalisi militernya di Asia dan Eropa, markas dan lembaga Liberalnya yang diklaim konsen melindungai HAM dan organisasi dunia, seperti: Organisasi Perdagangan Dunia. Dengan kehilangan posisi ini semua, Amerika dengan sendirinya akan tersisih dari dunia.
Amerika Meninggalkan Rezim-Rezim Arab
Akibat Amerika sibuk dengan urusan dalam negerinya dan memperburuk hubungannya dengan negara-negara tetangganya dan Eropa, bahkan akan sampai pada tahap berakhirnya koalisi NATO yang dijadikan sandaran oleh negara-negara Eropa untuk melindungi keamanannya. Dalam koalisi itu, Amerika mulai sudah tidak dipertimbangkan, terkhusus setelah semakin menguatnya ambisi-ambisi Rusia.
Dari sana, bukanlah suatu yang aneh bilamana Amerika meninggalkan perjanjian-perjanjiannya untuk melindungi para rezim penguasa negara-negara teluk, dan membiarkan negara-negara tersebut berhadapan langsung dengan ambisi-ambisi Iran di teluk; terkhusus di Saudi Arabia. Sementara jika sampai terjadi chaos di Saudi Arabia, maka hal itu akan menjadikannya gudang SDM jihadi yang besar.
Prediksi Masa Depan Al-Qaidah dan Jihad
Ke depan, Hussam memprediksikan Al-Qaidah akan melalui masa-masa keemasan dalam perjalanannya. Ini dapat terlihat dari tersebar masifnya ide-ide jihad, tampilnya kembali Al-Qaidah sebagai pioneer jihad setelah meredupnya Islamic State (IS). Al-Qaidah juga tidak mungkin melupakan arah serangan-serangannya pada Amerika dan melakukan operasi-operasinya di negara Amerika. Sebagaimana diketahui bahwa Al-Qaidah merupakan pergerakan yang terkenal lantaran kesabaran strategisnya dan nafasnya yang panjang. Al-Qaidah bahkan pernah merencakan satu serangan yang memakan waktu bertahun-tahun.
Hussam juga menambahkan bahwa Al-Qaidah akan terus menggelorakan dan mengarahkan perjalanan jihad bila suatu saat nanti terjadi chaos di Arab Saudi. Al-Qaidah pasti akan berusaha tampil di depan. Di Suriah, Al-Qaidah mungkin berkontribusi dalam memecahkan  revolusi dan menghalangi terwujudnya solusi-solusi yang ditawarkan dunia internasional, hingga tampilnya Al-Qaidah kembali untuk memperluas wilayahnya dan meningkatkan operasi militernya terhadap rezim Suriah.
Pada fase ini, Al-Qaidah tidak berjalan sendirian. Lahirnya berbagai pergerakan yang mengusung ide Al-Qaidah namun tidak berafiliasi langsung dengan Al-Qaidah merupakan fenomena yang disaksikan dan terjadi sekarang ini. Bagi Al-Qaidah, tidak adanya afiliasi bukanlah suatu penghalang untuk melakukan networking dan kerjasama dengan pergerakan-pergerakan jihad tersebut.
Hussam kemudian memprediksikan bahwa fenomena utama yang akan disaksikan dunia nanti adalah kegagalan Amerika untuk membendung arus jihadi dan tersebarnya ide jihad; baik dengan mengatasnamakan Al-Qaidah atau bukan. Ditambah bahwa umat Islam akhirnya akan memandang jihad sebagai pilihan satu-satunya untuk melawan sisa-sisa hegemoni Amerika dan rezim-rezim penguasa yang diktator. Apalagi setelah kegagalan partai-partai politik  Islam dan eksprimen demokrasi. Oleh itu, tujuan Al-Qaidah agar tersebarnya ide-ide jihad dan meluasnya permusuhan terhadap Barat akan segera teralisasi.

Disarikan dari Al-Qaidah allati Ghayyarat Taarikh Amrika, h. 59-62  di https://t.co/qgVhf9CyER
Share:

Haji dan Umrah Tanpa Mahram



Assalamualaikum Ustaz...

Saya nak bertanya kan ttg haji dan umrah...

Bolehkan seorang wanita yg tidak mempunyai suami dan umrah menunaikan haji atau umrah....

Banyak agensi tidak membenarkan wanita yg tidak mempunyai mahram yg berumur kurang dari 45 tahun melaksanakan ibdah haji dan umrah.

Mohon penjelasan. Terima kasih.

Jawaban :

Waalaikumussalam

Definisi mahram bagi wanita adalah orang yang haram menikah dengannya, karena nasab (keturunan), pernikahan atau sesusuan.

Isu ini khilaf di kalangan ulama.

Arab Saudi berpegang dengan pendapat yang tak membenarkan wanita bermusafir tanpa mahram.

Antara hadits yang melarang wanita bermusafir tanpa mahram ialah: Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ وَلاَ يَدْخُلُ عَلَيْهَا رَجُلٌ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَخْرُجَ فِي جَيْشِ كَذَا وَكَذَا وَامْرَأَتِي تُرِيدُ الْحَجَّ فَقَالَ اخْرُجْ مَعَهَا

“Janganlah wanita safar (bepergian jauh) kecuali bersama dengan mahramnya, dan janganlah seorang (laki-laki) menemuinya melainkan wanita itu disertai mahramnya. Maka seseorang berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sesungguhnya aku ingin pergi mengikuti perang anu dan anu, sedangkan isteriku ingin menunaikan ibadah haji.” Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Keluarlah (pergilah berhaji) bersamanya (isterimu)”. [HR Bukhari (Fathul Baari IV/172), Muslim (hal. 978) dan Ahmad I/222 dan 246]

Status hadith ini SHAHIH.

Wallahua'lam
Share:

Doa Apa Saja Yang Dibaca untuk Memohon Kesembuhan?


BACAAN RUQYAH UNTUK ORANG YANG SAKIT SESUAI SUNNAH NABI.

Berikut ini adalah bacaan berdasarkan Sunnah Nabi untuk orang yang sakit semoga Allah memberikan kesembuhan.

Untuk orang perempuan yang sakit, bacaannya dengan mengganti dhomir menjadi ‘ki’ sedangkan bagi orang laki dibaca ‘ka’. Boleh juga dibaca dengan disukun.

Berikut ini adalah bacaan-bacaan untuk orang sakit jika yang sakit adalah orang perempuan.

1. Membacakan surat dan ayat apa dari alQuran sebagai ruqyah (pengubatan) bagi orang yang sakit. Seluruh ayat dalam alQuran adalah penyembuh.

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Dan Kami turunkan dari al-Quran berupa penyembuh dan rahmat bagi orang yang beriman…. (Q.S al-Isra’: 82).

2. Memperbanyak bacaan alFatihah di dekat orang yang sakit.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ

Tidakkah engkau tahu bahwa alFatihah adalah ruqyah? (H.R al-Bukhari dan Muslim).

3. Bacaan yang dibaca 7 kali di sisi orang yang sakit:

أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكِ
As alullahal 'adzhīma robbal 'arsyil 'adzhīmi ayyasyfiyaki(perempuan), ayyasyfiyaka(lelaki)
(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ahmad).

4. Dibaca sekali di sisi orang yang sakit:

بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكِ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ أَوْ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكِ بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكِ
Bismillahi arqīki/ka min kulli syay'in yu'dziiki/ka min syarri kulli nafsin au 'ainin au hāsidinillāhu yasyfīki/ka bismillahi arqiiki/ka.
(H.R Ibnu Majah dan Ahmad).

5. Dibaca sekali di sisi orang yang sakit dengan diikuti mengusapkan tangan ke tubuh orang yang sakit:

أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Adzhibil bāsa rabbannās wasyfi anta/anti syāfi lā syifā.a illa syifā.uka/ki syifā.an lā yughodiru saqoman
 (H.R al-Bukhari dan Muslim).

6. Jika orang yang sakit mengeluhkan bagian tubuh tertentu yang sakit, maka dibacakan bismillah 3 kali, kemudian letakkan tangan orang yang meruqyah ke bagian tubuh penderita yang sakit dengan membaca sebanyak 7 kali:

أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

(H.R Muslim)

Wallahu a'lam
Share:

Sholat Memakai Alas Kaki



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِوَبَرَكَاتُهُ

Afwan, gmana tata cara sholat pakai sendal .. waktu duduk tawaruk dan iftirasy bagian tapak sendal mengenai celana dan baju saya apakah tidak rawan najis ?

Jawaban

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Diantara solusinya adalah penanya memakai sandal yang bersih dan suci, yang khusus digunakan saat shalat di masjid. Ulama' yang duduk di Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi pernah ditanya," Terjadi perbedaan hukum memasuki masjid dengan sepatu dan melaksanakan shalat dengan sepatu tersebut. Apa hukum syariat dalam masalah itu?

Mereka menjawab,"Termasuk petunjuk Rasul shallallahu alaihi wa sallam adalah masuk masjid dengan memakai sandal dan melaksanakan shalat dengan sandal itu. Abu Daud meriwayatkan dalam kitab sunannya dari Abu Said al-Khudri beserta sanadnya bahwanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

Dalilnya adalah hadist Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu:


بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ إِذْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ، فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ الْقَوْمُ أَلْقَوْا نِعَالَهُمْ، فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ، قَالَ: «مَا حَمَلَكُمْ عَلَى إِلْقَاءِ نِعَالِكُمْ» ، قَالُوا: رَأَيْنَاكَ أَلْقَيْتَ نَعْلَيْكَ فَأَلْقَيْنَا نِعَالَنَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ جِبْرِيلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا - أَوْ قَالَ: أَذًى - " وَقَالَ: " إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْيَنْظُرْ: فَإِنْ رَأَى فِي نَعْلَيْهِ قَذَرًا أَوْ أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا "


Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang mengimami para sahabat dalam shalat tiba-tiba beliau melepas kedua sandalnya, kemudian langsung meletakkannya di sebelah kiri beliau. Ketika para sahabat melihat yang demikian maka mereka melempar sandal-sandal mereka. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat beliau bertanya: Apa yang membuat kalian melempar sandal-sandal kalian?

Mereka menjawab: Kami melihatmu melempar sandal, maka kamipun melempar sandal. Beliau berkata: Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan mengabarkan bahwa di dalam kedua sandalku ada kotoran (najis), apabila salah seorang dari kalian mendatangi masjid maka hendaklah melihat sandalnya, apabila melihat kotoran (najis) maka hendaklah mengusapnya dan shalat dengan kedua sandal tersebut" (HR. Abu Dawud no.650)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa padanya ada khabats

Abu Daud juga meriwayatkan dari Ya'la bin Syaddad bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda



«خَالِفُوا الْيَهُودَ فَإِنَّهُمْ لَا يُصَلُّونَ فِي نِعَالِهِمْ، وَلَا خِفَافِهِمْ»


Selisihilah orang Yahudi, mereka tidak mengenakan sandal dan khuf saat mereka shalat

Abu Daud juga meriwayatkan dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaksanakan shalat dalam keadaan tidak memakai sendal dan dalam keadaan tidak memakai sandal, ini diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah.

Namun ketika masjid-masjid sudah dihampari karpet yang berkelas (biasanya) maka selayaknya orang yang masuk masjid untuk menanggalkan sandalnya demi menjaga kebersihan karpet dan supaya menghalangi terganggunya orang-orang yang shalat dengan kotoran di bawah sepatu yang kadang menimpa karpet meskipun kotoran itu tidak najis.

Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 6/215-216 Fatwa no.758

Diantara solusi yang bisa diterapkan adalah memakai sendal khusus (yang bersih dan suci) ketika di karpet masjid. Sandal tersebut hanya dipakai ketika berada di tempat suci masjid. Menghidupkan sunnah ini harus dengan cara yang bijak, jangan sampai menimbulkan fitnah besar di tengah masyarakat.

Wallahu a'lam
Share:

Sujud Dalam Keadaan Dahi Tertutup



Assalamualaikum afwan, sy ingin mohon pcerahan.. mngenai salah satu anggota sujud yakni Dahi.. sahkah solat seorg lelaki jika waktu sujudnya terlapis dgn serban atau kopiah atau rambut.. atau jika perempuan terlapis dgn kerudungnya.. bagian dahi yang manakah yg sebenarnya yg perlu disentuh sewaktu sujud? Penerangan dan pencerahan dari antum amat dihargai.. terima kasih..

JAWABAN:

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Sujud di atas tujuh anggota tubuh

أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعِ أَعْظَمٍ: عَلَى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافُ الْقَدَمَيْنِ وَلاَ نَكْفُتُ الثِّيَابَ والشَّعْرَ
"Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota: dahi termasuk hidung, kedua-dua tapak tangan, kedua-dua lutut, dan jari-jemari kaki, dan ditegah dari menyelak pakaian dan rambut."  [Sahih al-Bukhari, Kitab al-Azan, hadis no: 774]

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِي شِدَّةِ الْحَرِّ، فَإِذَا لَمْ يَسْتَطِعْ أَحَدُنَا أَنْ يُمَكِّنَ وَجْهَهُ مِنَ الأَرْضِ بَسَطَ ثَوْبَهُ فَسَجَدَ عَلَيْهِ‏.‏
Anas bin Malik radiallahu ‘anhu berkata: Kami bersama Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam ketika cuaca yang sangat panas. Apabila salah seorang diantara kami tidak mampu meletakkan wajahnya di bumi, maka dia menghamparkan pakaianya dan sujud di atasnya. [Sahih al-Bukhari, Kitab al-‘Amal Fi as-Solat, hadis no: 1208]

uraian :
- Wajib atas dahi saja: Ini pendapat mazhab Syafie, Thawus, ‘Atho, Ikrimah, al-Hasan, Ibn Sirin dan lain-lain, di sisi mereka hidung adalah sunnah.
- Wajib atas dahi dan hidung: Ini pendapat Sa’id bin Jubair, an-Nakhaie, Ishaq.
- Boleh pilih dahi atau hidung saja: Ini pendapat Abu Hanifah.
- Di sisi mazhab Syafie, yang lebih utama adalah keseluruhan dahi, jika sebagiannya tertutup, adalah makruh.

Bagaimana jika dahi berlapis?
- Tidak sah jika keseluruhan berlapis dengan pakaian yang ikut bergerak dalam pergerakan sholat. Ini pendapat mazhab Syafie, Daud dan salah satu riwayat Ahmad.
- Sah.  Ini pendapat Malik, Abu Hanifah, al-Awzaie, Ishaq, dan salah satu riwayat Ahmad. Ini pendapat mayoritas ulama. Akan tetapi tetap lebih utama tanpa berlapis jika tidak ada udzur yg mengharuskan untuk berlapis.

Wallahua'lam.
Share:

BERWUDHU TANPA MELEPAS KERUDUNG?



PERTANYAAN 1

Bismillahirrohmanirrohim
-

Afwan, kalo keadaan darurot wanita kan boleh saat berwudhu pas mengusap kepala, cukup hanya mengusap kerudungnya, berarti gapapa ga usap telinga ya?

JAWABAN :

(1) Masalah mengusap kerudung saat berwudhu adalah diperselisihkan ulama.
(2) Para ulama bersepakat bahwa apabila tdk ada hajat (kebutuhan), maka harus membuka kerudung dan mengenai rambut saat wudhu.
(3) Apabila dalam kondisi dibutuhkan, seperti kondisi terlalu dingin atau berada di tempat umum dan khawatir aurat nya tersingkap, maka tdk mengapa berwudhu dg mengusap kerudungnya.

-Dalilnya adalah QS al-Baqoroh : 185
يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر
Allah menghendaki bagi kalian kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian.

-Hadits Ummu Salamah yang mengusap kerudung beliau saat wudhu.
-Hadits Amr bin Umayah dan Bilal bahwa Nabi mengusap surban/khimar dan khufnya.

(4) Bagaimana caranya :
Ulama berbeda pendapat
1. Cukup mengusap sebagian kerudung.
2. Mengusap bagian kening kepala (terkena rambut walau sedikit) dan seluruh kerudung.
Pendapat yg lbh selamat adalah mengusap dari kening dan seluruh kerudung, dan mengenai sedikit rambut. Karena ada sebagian ulama yang berpendapat wajibnya terkena rambut ketika wudhu.


PERTANYAAN 2

Jadi telinga gak usah ya? Selama ini tangan saya masuk kedalam jilbab untuk mengusap telinga...


JAWABAN

(1) Mengusap telinga menurut jumhur ulama adalah sunnah, sedangkan menurut Hanabilah wajib. Tapi ada riwayat dari Imam Ahmad yg menceritakan bahwa org yg tdk mengusap telinganya tdk diperintahkan utk mengulang wudhu nya.
(2) Menutupi aurat adalah wajib, maka yang wajib lbh didahulukan daripada yang sunnah.
(3) Telinga adl bagian dari kepala, karena itu mengusap jilbab saat wudhu, sudah mewakili mengusap telinga. Sehingga tdk perlu lagi memasukkan tangan ke dalam jilbab utk mengusap telinga.
(4) Tapi jika ada yg ingin melakukan, maka tdk mengapa selama aman dari pandangan atau terbuka aurat nya.


Wallahu a'lam.
Share:

Jangan Sampai Lalai! Fatal!

Salah satu tema yang dibahas dalam ilmu Akhlak adalah tema tentang ghaflah (lalai). Ulama akhlak, dalam karya-karya mereka mengemukakan beberapa pembahasan rinci terkait dengan masalah ini. Salah satunya pasal yang membahas tentang hal ini adalah sebab-sebab dan faktor-faktor yang membuat manusia lalai.

Lalai (ghaflah) sebagaimana yang dikemukakan dalam definisi, “keluarnya sesuatu dari pikiran setelah sebelumnya mengingatnya.” Al-ghafla al-sahwu ‘an al-syai.”

Lalai adalah terbentangnya tirai pada pikiran dan hati manusia yang membuatnya jauh dari sebuah fakta dan realitas. Al-Quran dalam hal ini menyatakan,

«وَإِنَّ كَثِيراً مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ»

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (Qs. Yunus [10]:92)

Pada pendahuluan ini harus dikatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan manusia lalai yang disinggung pada sebagian ayat dan riwayat adalah sebagai berikut:
  1. Mencintai dunia secara berlebihan: Al-Quran memandang salah satu faktor penyebab manusia lalai adalah cinta dunia dan menaruh perhatian yang lebay pada dunia. Al-Quran menyatakan:
«إِنَّ الَّذينَ لا يَرْجُونَ لِقاءَنا وَ رَضُوا بِالْحَياةِ الدُّنْيا وَ اطْمَأَنُّوا بِها وَ الَّذينَ هُمْ عَنْ آياتِنا غافِلُون»

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami.”(Qs. Yunus [10]:7)

Imam Baqir menyampaikan kepada Jabir, “Wahai Jabir! Tidak sepantasnya bagi orang beriman bersandar dan sibuk dengan urusan dunia. Ketahuilah anak-anak (dan orang-orang yang bergantung pada)  dunia adalah orang-orang lalai.”
  1. Dominasi Setan: Salah satu faktor yang menyebabkan manusia lalai adalah dominasi setan atas manusia.
«اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ...»

Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. (Qs. Al-Mujadilah [5]:19)

Salah satu perbuatan yang dilakukan setan adalah membuat manusia lupa akan Tuhan dan menjadikannya lalai.
  1. Menuruti hawa nafsu: Allah 'azza wa jalla terkait dengan orang-orang lalai dan mengikuti hawa nafsu berfirman:
 «وَ لا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنا قَلْبَهُ عَنْ ذِکْرِنا وَ اتَّبَعَ هَواهُ وَ کانَ أَمْرُهُ فُرُطا»

“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan urusannya senantiasa melewati batas. (Qs. Al-Kahf [18]:28)
  1. Panjang angan-angan: Faktor lainnya yang membuat manusia lalai adalah panjang angan-angan; karena panjang angan-angan yang membuat pikiran dan hati manusia sibuk memikirkan bagaimana mencapai angan-angan tersebut sehingga ia lalai memikirkan yang lain. Imam Ali As dalam hal ini bersabda, “Ketauhilah sesungguhnya angan-angan akan membuat hati lalai. Menampakkan janji-janji (yang benar) itu sebagai dusta dan memperbanyak lalai.
  2. Memandang permukaan saja: ajaran-ajaran agama, memandang permukaan dan lahiriyah saja pada kehidupan dunia merupakan salah satu penyebab kelalaian manusia.
«يَعْلَمُونَ ظاهِراً مِنَ الْحَياةِ الدُّنْيا وَ هُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غافِلُونَ»

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia ini; sedang mereka lalai tentang (kehidupan) akhirat.” (Qs. Al-Rum [30]:7)

Perhiasan dan penampakan lahir dunia, dari satu sudut pandang dapat menjadi sebab kelalaian manusia. Dan dari sudut pandang yang lain berpotensi menjadi sebab kesempurnaan manusia. Hal ini bergantung sepenuhnya bagaimana kita menyikapi dan melihat  dunia.

Apabila manusia menyiapkan ruang pada dirinya, tatkala ia berhadapan dengan perhiasan dari perhiasan-perhiasan dunia maka ia akan melihatnya sebagai anugerah Tuhan. Karena itu, dengan melihatnya tidak saja membuatnya lalai bahkan sebaliknya ia malah akan mengingat Tuhan. Apabila manusia dalam berhadapan dengan segala perhiasan dunia memperhatikan halal dan haram, menunaikan tugas-tugas yang dibebankan Tuhan kepadanya, maka dunia ini bukanlah penyebab lalai dan penipu.

Akan tetapi manusia pada umumnya dalam kehidupan dunia hanya melihat yang nampak permukaan saja dan asyik dengan kelezatan materi, tentu saja apa yang nampak ini akan membuatnya lalai dari akhirat dan tujuan penciptaannya yaitu kesempurnaan dan kebahagiaan.

Wallahu a'lam..
Share:

Kamis, 09 Maret 2017

Jangan Terlalu Bersedih Ketika Kenyataan Tak Sesuai Harapan


Al-Mutanabbi berkata:

مَا كلُّ ما يَتَمَنّى المَرْءُ يُدْرِكُهُ.... تَجْرِي الرِّيَاحُ بِمَا لا تَشْتَهِي السُّفُنُ

Tidak semua angan-angan seseorang lantas ia dapatkan.
Angin berhembus tidak sesuai dengan kehendak perahu layar.

Faidah:

Tentu tidak semua keingingan,angan-angan,cita-cita,dan harapan selalu terwujudkan sebagaimana terkadang angin di lautan berhembus tidak sesuai dengan keinginan dan kemaslahatan perahu layar. Terkadang angin tersebut justru berhembus berlawanan arah dari tujuan kapal/perahu. Atau terkadang angin berhembus ke arah tujuan perahu layar akan tetapi angin tersebut berhembus dengan pelan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Namun sang nelayan dan sang nahkoda tetap melanjutkan perjalanan menuju tujuan dan harapan, ia sadar bahwa kondisi angin tidak selamanya demikian… betapa sering angin berhembus sesuai dengan keinginannya.

Kita berdoa:

“…وَأَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاء”

("Dan aku memohon keridhaan setelah qadha’ (ketetapan)).”

Wallahu a'lam
Share:

LAGI-LAGI LIDAH



'Umar meriwayatkan bahawa Nabi sallalLaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ

"Sesungguhnya perkara yang paling aku bimbangi (timbul sebagai musibah) ke atas umatku, (kehadiran) munafiq yang hebat bermain lidah (yakni: pandai berkata-kata)"

[HR Ahmad]

Waki' ibn al-Jarrah menukilkan riwayat dari 'Abdullah ibn Mas'ud, katanya:

مَا عَلَى الْأَرْضِ شَيْءٌ أَحَقُّ بِطُولِ سِجْنٍ مِنْ لِسَانٍ

"Tiada ada sesuatupun di atas muka bumi ini yang lebih berhak untuk dipenjarakan selama-lamanya, melainkan LIDAH!"

Share:

🍂 "UKHTY GATEL" 🍂

Saya sempat menahan diri bikin tulisan ini, bukan apa-apa, saya sendiri juga nggak ngerasa ini sesuatu yang urgent (tadinya).

Bismillah...

Indonesia sebagai negeri berpenduduk muslim terbanyak kini berada di tengah era berhala, bukan berhala sembahan berupa batu-batuan kayak zaman dulu, tapi berhala hidup berupa idola fisabilillah.

Mari kita mulai!

Pengidolaan fisabilillah (istilah saya untuk pengidolaan berbasis religius) belakangan ini terjadi semakin gencar, khususnya di kalangan ukhty-ukhty yang notabene mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin, mulai dari kajian kewanitaan sampai seminar pra-nikah. Tanpa malu-malu, para ukhty ini bertingkah serupa dengan para penggemar boyband korea, cuma beda target idola saja.

Ambil contoh Fatih Seferagic, seorang pembaca ayat suci yang tampan hingga membuat para ukhty berdecak kagum, enggak jarang beberapa di antara mereka meneriakkan pekikan ala cewek anime yang sedang dimabuk asmara, "kyaaaaaa" begitu teriakan mereka ketika si tampan melantunkan ayat suci Al-Qur'an.

Berikut komentar para ukhty terhadap bang Fatih :

"Ganteng, hapal qur'an, bacaannya merdu pula!".
- Ukhty A, pengen punya suami hafidz.
.
"Aduh, meleleh denger bacaan si ganteng!".
- Ukhty B, sudah menikah.
.
"Enak ya punya suami ganteng dan suaranya merdu, bule lagi".
- Ukhty C, sedang berantem karena suaminya nggak ganteng.

Beberapa cuplikan di atas terinspirasi dari beberapa ukhty di lingkungan saya, dan kasus Fatih Seferagic hanya satu diantara banyaknya kasus "kehilangan rasa malu dan kehormatan" yang terjadi di kalangan ukhty-ukhty.

Menjelang kedatangan Raja Salman dan rombongan, jagad sosial media diramaikan lagi oleh serbuan ukhty gatel yang meng-upload foto-foto pangeran Saudi dan aktor timur tengah (yang juga dibilang pangeran oleh para ukhty gatel). Mirisnya, komentarnya nggak kalah heboh.

"Ya Allaah, ganteng shaleh, tajir, ilmu agamanya tinggi lagi! mau dong satu buat dibawa pulang!".
- Ukhty D, suka yang bulunya lebat.
.
"Mau doong pangeran arabnya, dipoligami gapapa deh".
- Ukhty E, mantan biduan dangdut.
.
KASIHAN DONG LAKI-LAKI PRIBUMI BUKAN ARAB, TIDAK TAJIR, TIDAK GANTENG, DAN TIDAK ALIM, YA KAYAK SAYA INI LAH BAH, IRI PULAK NYA AKU!

Nah, teman-teman nggak perlu ngatain saya iri, saya ngaku kok saya iri sama ketampanan, ke-araban, ketajiran, dan kealiman mereka. tapi saya nulis ini bukan karena saya IRI. saya nulis ini karena sedih ngeliat fenomena ini.
.
Sedikit masukan dari saya untuk kaum hawa yang dilanda demam asmara sesaat dengan idola fisabilillah, malulah sedikit, jangan diumbar nafsu hewan di sosial media, apalagi sampai nyimpen foto-foto cogan bule dan arab di hape kalian, malu...
.
Begini ya, kalau kalian nanti punya pasangan, dan pasangannya jelalatan kepada artis-artis kece, atau putri-putri timur tengah, tentu kalian jengah dong? Maka itu, bersikap lebih terhormat, dijaga itu kalian punya mata dan hati, simpan baik-baik pengidolaan kalian hanya untuk Allaah dan Rasulullah, simpan cinta dan nafsu kalian buat suami kelak...
.
Semoga kita semua mampu menjaga mata dan hati kita dari nafsu yang tidak pada tempatnya, semoga kita mampu menjaga mulut kita dari kata-kata yang mengurangi kehormatan kita.

Note : postingan ini juga berlaku untuk lelaki.

Wallahu A'lam
Share:

Berhati-hati Dalam Bicara



Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”

Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”

Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, hlm. 45,

“Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, kerana betapa banyak orang yang menyesal kerana bicara dan sedikit yang menyesal kerana diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.

Beliau berkata pula di hlm. 47,

 “Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Sering kali orang menyesal pada kemudian hari kerana perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan.

Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu kerana biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.”

Beliau menambahkan di hlm. 49,

“Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat maka dia akan diam. Sementara orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak dapat menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya.”

Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no.10; dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”

Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Muslim, no. 64, dengan lafal,

إِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيِّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرً قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Siapakah orang muslim yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.
Share:

Anjing Pun Marah Jika Nabi Dihina!



قال الحافظ ابن حجر العسقلانيّ رحمه الله :- (( ذات مرة توجه جماعة من كبار النصارى ؛ لحضور حفل مغوليّ كبير عُقد بسبب تنصر أحد أمراء المغول ، فأخذ واحد من دعاة النصارى في شتم النبيّ صلّى الله عليه وسلّم ، وكان هناك كلب صيد مربوط ؛

Al-Haafidz Ibnu Hajar Al-Asqalaani -rahimahullah- berkata,

"Pernah suatu hari sekelompok orang dari kalangan pembesar Nashrani menghadiri sebuah perayaan seorang pemimpin Mongol yang murtad dari agamanya (menjadi Nashrani). Maka pada waktu itu ada salah seorang pendeta yang menghina Nabi shalallahu 'alaihi wa alihi wasallam, sedangkan di sana ada seekor anjing pemburu yang terikat.

 فلما بدأ هذا الصليبيّ الحاقد في سب النبيّ صلّى الله عليه وسلّم زمجر الكلب وهاج ثم وثب على الصليبيّ وخمشه بشدة ، فخلّصوه منه بعد جهد ، فقال بعض الحاضرين : هذا بكلامك في حق محمد عليه الصلاة والسلام ، فقال الصليبيّ: كَلاَّ ، بل هذا الكلب عزيز النفس رآني أشير بيدي فظن أني أريد ضربه

Maka saat si penyembah salib yang dengki ini mulai mencela Nabi shalallahu 'alaihi wa alihi wasallam, anjing tersebut menyalak dengan keras, kemudian menerkam si Nashrani itu dan mencakar wajahnya dengan sadis. Maka orang-orang pun segera berusaha menyelamatkannya. Lantas sebagian orang yang hadir berkata, "Itu gara-gara celotehanmu tentang Muhammad -'alaihisshalaatu was salaam-". Lantas si Nashrani berkata, "Tidak! anjing ini hanya cepat merespon, kerana melihat isyarat tanganku, disangkanya aku ingin memukulnya.

 ثم عاد لسب النبيّ وأقذع في السب ، عندها قطع الكلب رباطه ووثب على عنق الصليبيّ ، وقلع زوره في الحال أي: - أعلى صدره - فمات الصليبيّ من فوره ، فعندها أسلم نحو أربعين ألفاً من المغول )) (كتاب الدرر الكامنة (٣ / ٢٠٢) وذكر الذهبيّ هذه القصة في معجم الشيوخ (٣٨٧)بإسناد صحيح)

Namun kemudian si Nashrani ini mengulang kembali celaannya terhadap Nabi dengan perkataannya yang keji. Maka si anjing pun berhasil lepas dari ikatannya dan langsung saja menyambar leher si Nashrani itu dan merobek hingga bagian dadanya yang paling atas. Orang itu pun mati seketika. Kerana kejadian ini, ada sekitar 40.000 orang Mongol masuk Islam.

📚(Ad-Durarul Kaaminah 3/202, Al-Imam Adz-Dzahabi  menyebut kisah ini dalam "Mu'jamus Syuyuukh" 387 dengan sanad yang shahih - سحاب السلفية)
Share:

TIDAK BOLEH MENCERITAKAN DOSA YANG TELAH DILAKUKAN KETIKA BERTAUBAT DARINYA



 Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:

وجمهور العلماء على أن من تاب من ذنب، فالأصل أن يستر على نفسه، ولا يقر به عند أحد، بل يتوب منه فيما بينه

"Jumhur ulama berpendapat bahwa siapa saja yang bertaubat dari sebuah dosa,

maka hukum asalnya adalah dengan dia menutupi aibnya tersebut,

dan tidak boleh mengakui dosa tersebut kepada seorang pun,

bahkan dia bertaubat darinya dalam keadaan yang mengetahuinya hanyalah dirinya dan Allah Azza wa Jalla."

Wallahu a'lam

📚 Fathul Bary, jilid 1 hlm. 7


Share:

Syarat Api Neraka Haram Bagi Dirinya



SALAH SATU SYARAT DIANTARA BERBAGAI SYARAT, ORANG YG HARAM TERSENTUH API NERAKA

*ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ، ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ،ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻤَﻦْ ﺗُﺤَﺮَّﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ؟ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺑَﻠَﻰ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻫَﻴِّﻦٍ، ﻟَﻴِّﻦٍ، ﻗَﺮِﻳﺐٍ، ﺳَﻬْﻞٍ

"Maukah kalian aku tunjukkan orang yang haram (tersentuh api) neraka?.

Para sahabat berkata, "Iya, wahai Rasulullah!".

Beliau menjawab: "(Haram tersentuh api neraka) orang yang Hayyin, Layyin, Qorib, Sahl"_
(H.R. At-Tirmidzi dan Ibnu Hiban).

1. Hayyin
Orang yang memiliki ketenangan dan keteduhan lahir maupun batin.

Tidak labil dan tdk gampang marah, penuh pertimbangan. Tidak mudah memaki, tdk melaknat serta Teduh jiwanya..

 2.  Layyin

Orang yang lembut dan santun, baik dalam bertutur-kata atau berbuat. Tidak kasar, tidak semaunya sendiri .

Tidak galak yang suka memarahi orang yang berbeda pendapat dgnya. Tidak suka melakukan pemaksaan pendapat.
Lemah lembut dan selalu menginginkan kebaikan untuk sesama manusia.

 3. Qorib

Akrab, ramah diajak bicara, menyenangkan orang bagi yang mengajak bicara. Biasanya murah senyum jika bertemu.

 4. Sahl

Orang tidak mempersulit sesuatu. Selalu ada solusi bagi setiap permasalahan. Tidak suka berbelit-belit, tidak menyusahkan dan membuat orang lain lari dan menghindar.

Inilah bingkai akhlaq yang mulia.

Wallahu A'lam
Share:

Rabu, 08 Maret 2017

Peran Al-Quran



"Wahai umat manusia! Sesungguhnya telah datang kepadamu Al-Quran yang menjadi nasehat pengajaran dari Tuhan kamu, dan yang menjadi penawar bagi penyakit-penyakit batin yang ada di dalam dada kamu, dan juga menjadi hidayah petunjuk untuk keselamatan, serta membawa rahmat bagi orang-orang yang beriman" [Surah Yunus 57]

Al-Quran adalah sumber untuk kita menggali sebanyak-banyaknya khazanah ilmu di dalamnya. 

Dalam ayat ini, Allah ﷻ telah memberitahu kita semua bahwa al-Quran memiliki peranan sebagai :

1. Mau’idzah (nasehat) dari Tuhan kita
2. Syifa’ (penyembuh) bagi penyakit hati
3. Huda (sumber petunjuk)
4. Rahmat bagi orang yang beriman.

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

Katakanlah (wahai Muhammad): "Al-Quran itu diturunkan oleh Ruhul Qudus (Jibril) dari Tuhanmu dengan cara yang sungguh layak dan berhikmat, untuk meneguhkan iman orang-orang yang beriman, dan untuk menjadi hidayah petunjuk serta berita yang mengembirakan bagi orang-orang Islam" [Surah an-Nahl 102]

Sebab itulah orang yang mengikuti al-Quran tidak akan sesat, sentiasa dalam petunjuk dan sentiasa dipandu hidupnya oleh Allah ﷻ 

يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

"Dengan (Al-Quran) itu Allah menunjukkan jalan-jalan keselamatan serta kesejahteraan kepada siapapun yang mengikut keridhoannya, dan (dengannya) Tuhan keluarkan mereka dari gelap-gelita (kufur) kepada cahaya (iman) yang terang-benderang, dengan izinNya; dan (dengannya juga) Tuhan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus" [Surah al-Ma'idah 16]

Nabi ﷺ  mengakui kelebihan manusia yang menjadikan al-Quran sebagai pegangan dalam hidupnya.

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ يَقُومُ بِهِ أَنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ يُحِلُّ حَلَالَهُ وَيُحَرِّمُ حَرَامَهُ حَرَّمَ اللَّهُ لَحْمَهُ وَدَمَهُ عَلَى النَّارِ , وَجَعَلَهُ رَفِيقَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ كَانَ الْقُرْآنُ لَهُ حُجَّةً (رواه الطبراني)

“Siapa yang membaca al-Quran, dimana ia membacanya pada waktu sholat di tengah malam dan siang hari, ia menghalalkan yang dihalalnya dan mengharamkan yang diharamkannya, maka Allah haramkan daging dan darahnya terkena api neraka. Dan akan menjadikannya teman pendamping para malaikat yang mulia dan baik, serta pada Hari Kiamat nanti al-Quran akan menjadi hujjah (pembela) untuknya” (HR Thabrani)

Al-Quran panduan teristimewa sebagai penyelamat manusia lahir dan batin, dunia dan akhirat.

Semoga Allah selalu memberi taufik dan memelihara kita untuk mencapai ridhoNya.

Wallahu Ta'ala A'lam
Share:

Pendakwah Hebat Kekinian


Pendakwah yang hebat bukanlah yang mampu menarik ribuan orang ke majelisnya. Pendakwah yang hebat bukanlah yang mampu menarik ribuan orang untuk like status sosial medianya

Akan tetapi pendakwah yang hebat ialah yang tetap istiqamah berdakwah walaupun yang hadir dalam majelisnya dalam kuantiti yang sedikit. Tetap istiqamah menulis perkara yang baik dan bermanfaat di laman sosial walaupun langsung tidak ada yang like. Tetap menyebarkan perkara yang baik di group-group whatsapp dan laman sosial walaupun tidak mendapat sambutan.

Dalam hadis riwayat bukhari diceritakan bahwa:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : سُئِلَ النَّبِيُّ صلم أَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ قَالَ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ وَقَالَ اكْلَفُوْا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيْقُوْنَ. (رواه البخارى)

Rasulullah pernah ditanya: “Apakah amalan yang paling dicintai Allah? Baginda menjawab ”Yang dilakukan secara terus menerus istiqamah walaupun sedikit”.

Kemudian baginda meneruskan kata-katanya lagi

”Dan lakukanlah amal-amal itu, sekadar kalian sanggup melakukannya.”

(Hadis Sahih Riwayat Imam Bukhari)

Teruskanlah istiqamah menulis perkara yang bermanfaat. Semoga tulisan kita dapat membantu kita di akhirat kelak

Wallahu A'lam
Share:

Larangan Berdoa Kejelekan terhadap Diri, Keluarga dan Harta

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhumâ, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لَا تُوَافِقُوا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءً، فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ

“Jangan mendoakan kejelekan terhadap diri kalian, jangan berdoa kejelekan terhadap anak-anak kalian, dan jangan (pula) berdoa kejelekan terhadap harta kalian. Jangan sampai ia bertepatan dengan saat Allah yang jika dimintai suatu permintaan pada saat itu pasti akan Dia kabulkan untuk kalian.”[Diriwayatkan oleh Muslim]
Share:

Tanda Baiknya Hati


Senang membaca al Quran, dan dekat dengannya adalah salah satu tanda baiknya hati seseorang.

Share:

Bingung Mau Ngapain?




Pernah bingung dan terdiam, tidak tahu mau ngapain?
Jantung hati tiba-tiba gelisah dan dirundung duka?
Dada terasa sempit seolah banyak beban melanda?
Berpikir keras dan galau memikirkan dunia?
Lalu bertanya kesana-kesini mencari obat penyembuhnya?

Mari bersama sejenak merenungkan nasehat yang indah dari seorang tabi’in : Malik Bin Dinar -Rahimahullah- berikut:

ما تنعم المتنعمون بمثل ذكر الله تعالى

“Tidaklah ada orang yang merasakan nikmat semisal kenikmatan berdzikir / mengingat Alloh Ta’alaa”.

Cobalah!!!

Mulailah untuk berdzikir : kapanpun dan dimanapun, -tentunya di tempat-tempat yang dibolehkan untuk berdzikir.

Bergegaslah, ambil dan mulailah membaca (kembali) mushaf Anda !!!
Ketika sedang menyapu, menutup pintu, berjalan ke pasar, memasak, bahkan ketika Anda sedang di jalan menunggu hitungan detik lampu merah, maka berdzikirlah.
Gerakkan lisan : subhanalloh wa bihamdih, laa ilaha illalloh, astaghfirullah, atau muroja’ah hafalan Anda. Dan masih banyak dzikir-dzikir ringan yang telah diajarkan Rasululloh Shalallohu ‘Alaihi Wa salam.
Jangan sampai waktu saya dan Anda terbuang percuma tanpa bernilai pahala di sisi Alloh Ta’alaa.


Semoga saya dan Anda bisa “ketagihan” untuk selalu berdzikir kepada Alloh Ta’ala.
Share:

Doa Berlindung dari Tetangga Yang Jahat, Pasangan Yang Menyusahkan, Anak Durhaka, Harta Yang Menjadi Adzab dan Teman Yang Jahat


Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Di antara doa yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam panjatkan adalah :

اللّهم إنّي أعوذ بك من جار السّوء و من زوج تشيّبني قبل المشيب و من ولد يكون لي ربّا و من مال يكون لي عذابا و من خليل ماكر عينه تراني و قلبه يرعاني, إن رأى حسنة دفنها و إن رأى سيّئة أذاعها

Allaahumma innii a'uudzu bika min jaaris-suu`i, wa min zaujin tusyayyibunii qablal masyiibi, wa min waladin yakuunu lii rabban, wa min maalin yakuunu lii 'adzaaban, wa min khaliilin maakirin 'ainuhu taraanii wa qalbuhu yar'aanii. In ra-aa hasanatan dafanahaa wa in ra-aa sayyiatan adzaa-'ahaa

Artinya :

Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jahat, dari istri/pasangan yang membuatku beruban sebelum waktunya (membuat kesusahan/bikin banyak pikiran), dari anak yang menjadi tuan bagiku (durhaka), dari harta yang menjadi siksaan/adzab untukku dan dari teman yang jahat ; matanya melihatku hatinya mengawasiku, jika melihat kebaikanku ia menyembunyikannya namun jika melihat keburukanku ia menyebarkannya.

[HR. Ath-Thabrani rahimahullahu dalam ad-Du'a dinilai isnadnya Jayyid oleh Syaikh Al Albani rahimahullahu. Penjelasan selengkapnya silahkan pelajari dalam Ash-Shahihah no. 3137]

Wallahu a'lam
Share:

Jaga Ucapanmu Saat Masa Sakitmu


                                :  قال رسول الله ﷺ

                ،إذا مرض العبدُ بعث اللهُ إليه ملَكينِ فقال))
               انظُروا ما يقول لعُوَّادِه ؟ فإن هو إذا جاؤوه
                  ،حمد اللهَ وأثنى عليه ، رَفعا ذلك إلى اللهِ
                وهو أعلمُ ، فيقول : لعبدي عليَّ إن توفَّيتُه
                    أن أُدخِلَه الجنَّةَ وإن أنا شَفيتُه أن أُبدِلَه
((لحمًا خيرًا من لحمِه، ودمًا خيرًا من دمِه وأن أُكفِّرَ عنه سيِّئاتِه

                       حسنه الألباني في
    صحيح الترغيب - رقم: (3431)
السلسلة الصحيحة -رقم: (1/551)


❁┈┈┈•••✦✿✦•••┈┈┈❁



Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya:

"Jika seorang hamba sakit, Allah mengutus kepadanya dua malaikat. Dia berfirman: 'Lihatlah apa yang dia katakan kepada orang yang menjenguknya!'.

Jika orang-orang itu datang, kemudian hamba ini memuji dan menyanjung Allah, maka kedua malaikat ini akan mengangkat ucapannya kepada Allah ﷻ -dan Allah lebih tahu-.

Allah pun berfirman: "Wajib bagi-Ku jika Aku mewafatkannya untuk Aku masukkan Surga. Dan jika Aku menyembuhkannya, 

akan Aku ganti dia dengan daging yang lebih baik dari dagingnya dan darah yang lebih baik dari darahnya.

Aku juga akan menggugurkan dosa-dosanya."

📜 Dihasankan Syaikh Al Albani dalam: Shahihut Targhib no 3431. Silsilah Ash Shahihah no 1/551
Share:

Tidak Sadar Ketika Sholat Berpakaian Najis

Seseorang Setelah Selesai Sholat Baru Sadar Bahwa pada Pakaiannya Terdapat Najis. Apakah Ia Wajib Mengulangi Sholatnya ?

Jawab:

Ia tidak wajib mengulangi sholat, jika baru mengetahui setelah selesainya sholat. Nabishollallahu alaihi wasallam pernah sholat bersama para Sahabat. Beliau sholat menggunakan sandal. Di tengah sholat beliau melemparkan sandalnya. Perbuatan itu diikuti oleh Sahabat yang menjadi makmum. Selesai sholat beliau bertanya: mengapa kalian melemparkan sandal? Para Sahabat menjawab: karena kami melihat anda melakukan hal itu. Nabi menyatakan bahwa di tengah sholat, Jibril memberitahu bahwa pada sandal beliau terdapat najis. Maka Nabi melemparkan sandal yang mengandung najis tersebut. Hadits tersebut diriwayatkan dari Sahabat Abu Said al-Khudri (riwayat Abu Dawud dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, dan al-Albany).

Kata para Ulama’, di antaranya Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad, hadits itu adalah dalil yang menunjukkan bahwa seseorang yang baru mengetahui bahwa pada pakaiannya terdapat najis setelah selesai sholat, ia tidak harus mengulangi sholatnya. Karena Nabi tidak mengulangi lagi sholat dari awal. Beliau hanya melepas benda yang terkena najis, kemudian melanjutkan sholat.

Kesimpulannya, jika ditemukan najis pada pakaian terjadi di waktu:

1. Sebelum sholat.

Najis dibersihkan atau mengganti pakaian lain, kemudian sholat.

2. Pertengahan sholat.

a. Jika memungkinkan untuk melepas pakaian tersebut, seperti berupa sandal atau kopiah, maka lepaskanlah benda tersebut, kemudian melanjutkan sholat, tidak mengulang dari awal.

b. Jika pakaian itu tidak memungkinkan untuk dilepas, karena khawatir terlihat aurat misalnya, maka ia batalkan sholat, melepas pakaian itu untuk dibersihkan dari najis atau mengganti dengan pakaian lain, dan mulai sholat dari awal.

3. Selesai sholat.

Tidak perlu mengulangi sholat.

(disarikan dari penjelasan Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad dalam syarh Sunan Abi Dawud(4/189-190)
Share:

Keberkahan Gaji

Seseorang datang kepada Imam  Syafi’i mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.

Namun anehnya, Imam Syafi’i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi’i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran.

Setelah berlalu sekian hari orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercampur dengannya.

Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:

جمع الحرام على الحلال ليكثره
دخل الحرام على الحلال فبعثره

Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya ia menjadi banyak.

Yang haram pun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.

_____

Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja.

Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana.

Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerja sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima.

Bila gaji yang kita terima tidak seimbang dengan kerja, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita.

Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak.

Harta yang tidak berkah akan mendatangkan  permasalahan hidup yang membuat kita susah, sekalipun bertaburkan benda-benda mewah dan serba lux.

Uang banyak di bank tapi setiap hari cek-cok dengan istri. Anak-anak tidak mendatangkan kebahagiaan sekalipun jumlahnya banyak. Dengan teman dan jiran sekitar tidak ada yang baikan.

Kendaraan selalu bermasalah. Ketaatan kepada Allah semakin hari semakin melemah. Pikiran hanya dunia dan dunia. Harta dan harta. Penglihatan selalu kepada   yang lebih dalam masalah dunia. Tidak pernah puas, sekalipun mulutnya melantunkan alhamdulillah tiap menit.

Kening selalu berkerut. Satu persatu penyakitpun datang menghampir. Akhirnya gaji yang besar habis untuk cek up ke dokter sana, periksa ke klinik sini. Tidak ada yang bisa di sisihkan untuk sedekah, infak dan amal-amal sosial demi tabungan masa depan di akhirat. Menjalin silaturrahim dengan sanak keluarga pun tidak. Semakin kelihatan mewah pelitnya juga semakin menjadi. Masa bodoh dengan segala kewajiban kepada Allah. Ada kesempatan untuk shalat ya syukur, tidak ada ya tidak masalah.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk serius dalam bekerja dan itqan, hingga rezeki kita menjadi berkah dunia dan akhirat..

Wallahu A'lam

Semoga menjadi nasehat terutama buat diri saya dan kita.
Share:

Blog Archive